Guidance Counseling Community

GCC UM METRO
organisasi Bimbingan Konseling Universitas Muhammadiah Metro.

Kamis, 23 Juni 2011

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( tanya jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).
Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation ( Bimo Walgito, 1987 ).
Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak langsung dengan responden
TUJUAN :
Untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran, perasaan, dan pandangan responden tentang dirinya (self-report), orang lain, dan dunia sekitarnya
Mendorong kearah pemahaman diri interviewe. Dengan wawancara subyek wawancara akan lebih memahami dirinya.
ALASAN PENGGUNAAN :
Dapat dilakukan kepada setiap individu tanpa dibatasi usia atau kemampuan membaca
Dilakukan secara face to face, langsung berhubungan dengan sumber data
Fleksibel dan dinamis
Mampu memperbaiki hasil yang diperoleh melalui observasi
 
ISI WAWANCARA :
Perbuatan responden (apa yang telah / lazim dilakukannya)
Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran, atau pikiran responden tentang dirinya, orang lain, dan dunianya
Perasaan responden, respon-respon emosional (kecemasan, ketakutan, senang, gembira, kecurigaan, kejengkelan terhadap sesuatu)
Pengetahuan responden (fakta, konsep, prinsip tentang apan yang diketahuinya)
Pengindraan responden (apa yang dilihat, didengar, diraba, dicium/dikecapnya)
Pengalaman responden (latar belakang pendidikan, pekerjaan, asal daerah, tempat tinggal, keluarga dsb)
Jenis Wawancara :
1.Menurut tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :
The employment interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kreteria yang diminta oleh suatu employment.
Informational interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Administrative interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk merubah prilaku( change in behavior )
Counseling interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses konseling.
2.Menurut jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi :
Interview perorangan ( individu ), yaitu wawancara yang dilakukan secara perseorangan, yang menyangkut masalah-masalah pribadi yang dialami oleh subyek wawancara. Misalnya : wawancara antara seorang klien dengan seorang petugas bimbingan.
Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok (lebih dari satu orang), Misalnya : antara petugas bimbingan dengan seluruh siswa kelas II.
3.Menurut peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi :
The non directive interview, yaitu interview yang kurang terpimpin dan kurang mendasarkan atas pedoman-pedoman tertentu. Biasanya digunakan dalam proses konseling.
The focused interview, yaitu interview yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan obyek-obyek yang diselidiki.
The repeated interview, yaitu interview yang berulang. Interview ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama
sosial.
4.Berdasarkan sifatnya, wawancara dibedakan menjadi :
Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang tersebut.
Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain.
Wawancara insidentil, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada waktu yang telah ditetapkan.
5.Berdasarkan strukturnya , wawancara dibedakan menjadi :
TERSTRUKTUR
Wawancara dengan menggunakan pedoman yang telah disusun secara rinci, sistematis, sehingga menyerupai checklist
Interviewer hanya membubuhkan tanda cek pada nomor yang sesuai
TAK TERSTRUKTUR
Responden mendapat kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, buah pikiran, pandangan, perasaannya tanpa diatur ketat oleh interviewer dengan tujuan untuk memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai responden
Langkah-langkah Wawancara:
1.Persiapan.
a. Menentukan tujuan.
b. Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ).
c. Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi.
d. Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai
e. Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara
f. Mengadakan hubungan dengan responden.
2.Pelaksanaan
a. Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi.
b. Mengadakan wawancara.
3.Penutup.
a. Menyusun laporan wawancara secara sistematis
b. Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara
c. Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan wawancara itu.
 
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara.:
  
Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang tentang apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar, sistematis, dan teratur.
Pewawancara harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari wawancara tersebut.
Dalam wawancara harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik. Hubungan baik ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil wawancara yang akan dapat dicapai.
Pewawancara atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya. rahasia  dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik, sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu kepada wawancara dengan terbuka.
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang mungkin mengganggu jalannya wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal tersebut disingkirkan lebih dahulu.
Bahasa yang digunakan oleh pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan yang diwawancarai.
Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan itu.
Pewawancara atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang terlalu lama. Hal yang demikian akan mematikan suasana wawancara.
Pewawancara harus mengadakan kontrol di dalam wawancara. Kalau ada hal-hal yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari ketegasan.
Kelebihan Wawancara.
Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi subyek wawancara.
Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur.
Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara.
Subyek wawancara berhadapan langsung dengan pewawancara, maka diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil wawancara.  
Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana pertanyaan atau jawaban belum jelas.
Tidak dibatasi oleh kemampuan dan menulis individu, artinya orang tidak dapat membaca atau menulispun dapat diajak wawancara
Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
  Keterbatasan Wawancara:
Kalau pewawancara atau subyek wawancara mempunyai suatu prasangka yang satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak akan memuaskan.
Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan mungkin juga biaya.
Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik dari pewawancara.
Sangat tergantung kepada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil wawancara.
Laju dan materi wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi sekitar tempat wawancara.
 
  

Trik-Tips Blog